Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Skandal Mafia BBM Banyumas Terbongkar! Wartawan Diduga Halangi Investigasi, Tantang Media, dan Mengklaim Kebal Hukum

Sabtu, Februari 01, 2025 | Februari 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-01T10:32:59Z


Foto istimewa 
Banyumas, KompasX.com – Praktik mafia BBM oplosan di Banyumas akhirnya terbongkar! Investigasi mendalam mengungkap sebuah gudang rahasia di Jalan Raya Buntu, Jatilarangan Selatan, Sidamulya, Kecamatan Kemrajen, Kabupaten Banyumas, yang menjadi pusat distribusi BBM ilegal. Gudang ini disebut-sebut dikelola oleh Rohmadi, sosok yang memiliki jaringan luas dalam penyebaran pertalite oplosan bercampur tiner ke pom mini di Banyumas hingga Cilacap.


Informasi dari pekerja gudang menguatkan dugaan praktik kotor ini. "Kami hanya bertugas mengirim BBM dalam jumlah besar ke pom mini. Sekali kirim bisa mencapai 40 dirigen," ungkap seorang pekerja yang enggan disebut namanya. Namun, apakah BBM ini sudah tercampur dengan tiner sebelum dikirim? Itulah pertanyaan besar yang mencuat.

Mafia BBM Oplosan Diduga Dibekingi Oknum Aparat

Lebih mengejutkan lagi, terdapat dugaan keterlibatan oknum TNI dari Denpom Banyumas berinisial Pak Aris, yang disebut-sebut sebagai pelindung utama jaringan BBM oplosan ini. Jika benar, ini adalah pengkhianatan terhadap hukum dan masyarakat!

Alih-alih menjalankan tugas sebagai penegak disiplin di kalangan militer, oknum ini justru diduga menjadi tameng bagi praktik ilegal yang merugikan negara dan rakyat.


Oknum Wartawan Berlagak Preman, Menghalangi Investigasi dan Mengklaim Kebal Hukum

Ketika tim media mencoba mengonfirmasi dugaan ini, mereka justru dihadang oleh seorang wartawan bernama Saekun, yang diduga kuat memiliki kepentingan dalam skandal ini.

Dengan nada sinis dan merendahkan, Saekun mengejek tim media,

 "Wartawan GK muter ora ISO makan, nek jagake lurah paling cuma dapat rokok."

Tak hanya itu, Saekun kemudian menelepon tim media dalam perjalanan pulang dan melontarkan ancaman terang-terangan:

 "Ati-ati ya Mbak kalau ke Banyumas. Urusannya sama saya, karena nginjak-nginjak Banyumas tanpa izin pada saya."

Ancaman ini mencerminkan upaya terang-terangan untuk menakut-nakuti media dan menghalangi investigasi.

Yang lebih parah, Saekun justru menantang media untuk memberitakan kasus ini, dengan klaim bahwa semua laporan tidak akan pernah diproses.

 "Silakan beritakan di mana-mana! Tapi percuma, kasus ini gak bakal diproses. Dari Polsek sampai Polres sudah atensi."

Pernyataan ini semakin memperkuat dugaan adanya permainan kotor di balik mafia BBM oplosan ini. Apakah benar pihak kepolisian sudah ‘mengamankan’ kasus ini agar tidak diproses?

Tim Media Melapor ke Polresta Banyumas: Akankah Hukum Ditegakkan?

Tak gentar dengan ancaman, tim media melaporkan kasus ini ke Polresta Banyumas pada 1 Februari 2025. Laporan diterima oleh Unit IV Tipiter dengan inisial KSD.

Polresta Banyumas menyatakan akan menghubungi tim media terkait perkembangan penyelidikan, tetapi publik kini menaruh kecurigaan besar!

Skandal BBM Oplosan di Banyumas: Ujian Integritas Aparat Penegak Hukum!

Kasus ini kini menjadi ujian besar bagi Polresta Banyumas.

Apakah polisi akan benar-benar bertindak tegas dan mengungkap jaringan mafia BBM oplosan ini?

Ataukah mereka akan membuktikan pernyataan Saekun bahwa kasus ini sudah ‘diamankan’ agar tak diproses?

Jika aparat kepolisian tak segera bertindak, maka masyarakat bisa menyimpulkan bahwa hukum di Banyumas telah mati!

Masyarakat menanti keberanian aparat dalam menindak semua pihak yang terlibat – mulai dari pelaku utama, jaringan distribusi, hingga para oknum yang diduga menjadi beking mafia BBM ini.

Jika kasus ini dibiarkan begitu saja, maka ini adalah bukti nyata bahwa hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas! Akankah mafia BBM ini tumbang? Ataukah mereka akan terus berkeliaran dengan perlindungan dari pihak yang seharusnya menegakkan hukum? Semua mata kini tertuju pada Polresta Banyumas. Masyarakat menunggu keadilan!

Laporan : Toni

×
Berita Terbaru Update